Sabtu, 20 Agustus 2011

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGISISTEM REPRODUKSI JANTAN

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGISISTEM REPRODUKSI JANTAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri pada mata kuliah praktikum Embriologi




Nama : Siti Azizah Insaniyah
NIM : 207 202 159
Jurusan : Pendidikan Biologi
Kelas/ semester : C/V
Tanggal praktikum : 04 Maret 2010
Tanggal penyerahan : 11 Maret 2010


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010
 
 
LAPORAN PRAKTIKUM
I. Judul : Sistem Reproduksi Jantan
II. Tujuan : Untuk Mempelajari Anatomi Sistem Reproduksi Jantan dan Cara Analisis Sperma
III. Tanggal : 04 Maret 2010
IV. Pendahuluan

Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. http://gurungblog/sistemreproduksi/htm System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010
Organ reproduksi jantan terdiri dari bagian eksternal dan internal. Menurut Campbell dan Reece Michael (2004:156) bagian eksternal terdiri dari skortum dan penis. Sedangkan bagian internal terdiri atas gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandural.
Wildan Yatin (1994: 29) dan Campbell (2004; 156) mengatakan skortum itu terdiri dari kulit yang ditumbuhi oleh rambut dan banyak mengandung rambut kelenjar puluh dan minyak, testis kiri dibatasi oleh sekat yang terdiri dari jaringan ikat dan otot polos, terdapat otot dartos dan otot cremaster yang berfungsi menggerakan skortum sehingga dapat membesar dan mengecil dan suhu dalam skortum sekitar 20 C dibawah suhu rongga abdomen.
Gonad yang sepasangan dan berada dalam skortum ini memiliki kapsul yang terdiri 2 lapisan : 1. Tunica vaginalis dan 2. tunica albuginea
Penis manusia terdiri dari tiga silinderjaringan erektil mirip spon yang berasal dari vena dan kapiler yang termodifikasi. Batang utama penis ditutupi oleh kulit yang relative tebal. Kepala zakar, atau glans penis mempunyai penutup yang jauh lebih tipis sehingga menjadi lebbih sensitive terhadap rangsangan. Glans penis manusi ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut sebagai preputium. (Campbell dan Reece Michael, 2004: 157-158)
System reproduksi betina terdiri dari alat kelamin primer yaitu ovarium, dan alat kelamin skunder terditi dari saluran, kelenjar (lender dan susu) dan permukaan lubang keluar. Wildan Yatim, 1994:65 Ovarium terdiri dari 2 daerah yaitu cortex dan mendulla. Dalam cortex terdapat banyak sekali folikel terdiri dari 5 macam folikel yaitu folikel muda, prime, suknder, terrier dan folikel graaf. Tubula fallofi adalah saluran yang akan menapung ovum yang berovulasi dan meneruskannya ke uterus.
Uterus menerima ovum dari ovulasi, dan kalau dibuahi tempat pertumbuhan embrio. Uterus dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Fundus; tempat bermuara tuba
b. Corpus; bagian atas (anterior)
c. Cervix; bagian bawah (osterior) yang bulat.
Kelenjar Bartholin yang terletak didekat lubang vagina mensekresikan mucus kedalam vestibula, yang menjaganya tetap terlumasi dan memudahkan hubungan kelamin. Kelenjar susu, di kelenjar ni terdapat kantung kecil jaringan epithelium mensekresikan susu, yang mengalir keserangkaian duktus yang membuka pada putting (Campbell dan Reece Michael, 2004: 158-159)
Fungsi-fungsi organ reproduksi wanita:
1. Pembentukan ovum (oogenesis)
2. Menerima sperma
3. Transportasi sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi atau konsepsi)
4. Pemeliharaan janin yang sedang berkembang sampai janin tersebut dapat betahan hidup di luar (gestasi/kehamilan), termasuk pembentukan plasenta
5. Melahirkan bayi (partus)
6. Memberikan makan pada bayi yang baru dilahirkan dengan menghasilkan susu (laktasi)
Beberapa system reproduksi pada hawan vetebrata:
Pada Pisces : misalnya ikan hiu, fertilisasi internal, ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut klasper (penjepit) yang betina mempunyai 2 ovarium yang didekat ujung anterium ovum abdominal. (Mukayat, 1994:189).
Pada Amphibi: Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. http://gurungblog/sistemreproduksi/htm System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010
Pada Reptil : (Tuti K. dkk, 2009: 109-110) pada reptil jantan dewasa terdapat 2 testis berbentu bulat terdapat didekat batas ventromodial dari ginjal dari setiap testis terdapat sebuah vas deferens menuju ke kloaka yang disebut anterior ureter, yang berlanjut ke penis tunggal yang terdapat pada bagian ventral kloaka pada betina dewasa terdapat 2ovarium yang sama, yang melekat dekat ginjal. Disebalah anterior dari setiap ginjal terdapat saluran oviduct yang berlanjut ke kloaka.
Pada Aves : Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Pada Mamalia : Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).
Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Error! Hyperlink reference not valid. System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010


V. Alat dan Bahan
Alat  dan Bahan
• Alat bedah (gunting, skapel, penset dan baki)
• Kaca objek dan kaca penutup
• Pipet tetes
• Kaca arloji atau cawan petri
• Mikroskof
• Hemasitometer nembauer dan pipat isap eritrosit
• Bally counter
• Jarum pentul
• Bejana bius o Tikus putih ( Rattus novergicus)
o NaCl 0.9 %
o Klorofon (CHCl )
o Kapas

VI. Cara Kerja

1. Anatomi System Reproduksi Jantan
a. Bagian eksternal
Bius tikus jantan, tempatkan pada baki bedah
Amati bagian luar system reproduksinya
Gambar dan berikan keterangaanya

b. Bagian internal
Bedah tikus dari daerah penis hingga dada, tarik kulit dan otot sehingga terlihat organ uregentalia
Kanali bagian-bagian dalannya dan letaknya ginjal, ureter, uretra, orifisum uretranae
Pijat skortum keluarkan penis, keluarkan lemak hingga terlihat bagian-bagian dalamnya
Amati kelenjar aksesoris dan letaknya, vesikulaminalis, koagulum, prostat dan kelenjar pretitum

2. Analisis sperma
a. Bentuk sperma
Insisi testis, teteskan supensi pada kaca objek dan tutup
Amati dengan mikroskop pembesaran 10x10, 10x40
Deskripsikan dan bandingkan morfologinya

b. Jumlah sperma
Urut vas deferns, tamping cairnya tambahkan NaCl 5 tetes, aduk merata
Tambahn1 tetes supensi, aduk, teteskan pada hemasitometer dan tutup
Hitung sperma pada mikroskop pada pembesaran 400
Tulis hasil perhitungan pada table lembar kerja


c. Motilitas sperma
Tetesakan 1 tetes supensi pada objek sperma tutup. Beri batas, hitung sperma yang bergerak

Masukan ke incubator, panaskan pada 500 C-600C. amati pada mikroskop, hitung sperma yang bergerak

Tuslis hasil perhitungan pada lembar kerja


d. Velositas sperma
Hemasitometer tetekan supensi sperma, amati sperma yang bergerak pada pembesaran 10x40
Cacat litasan dalam perdetik
Tulis hasil pengmatan pada table
 
VII. Hasil Pengamatan 
MAAF UNTUK HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN 
 
VIII. Pembahasan
Seperti telah di uraikan diatas system reproduksi terdiri dari bagian eksternal dan internal dan mempunyai fungsi menghasilkan sel-sel kelamin yang disebut gamet. Pada organ reproduksi eksternal jantan terdapat skortum dan penis, sedangkan organ reproduksi internalnya terdiri gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandural.
Untuk mengetahui system reproduksi pada mamalia, maka dilakukan pengamatan pada Tikus putih yang termasuk suku Muridae. Menggunakan Tikus putih karena Tikus putih hampir memiliki system organ yang sama dengan manusia atau mamalia lainnya. Sebelum lebih jauh membahas tentang system reproduksi, kita akan mengenali sedikit tetang hewan penggerat ini.
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer. http :// wikip edia. org/ wiki/ tikus. diakses 05 Maret 2010
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Superfamili : Muroidea
Famil : Muridae http:/ /wikipedia. org/ wiki/tikus. diakses 05 Maret 2010

  Sebagai mahluk hidup yang tergolong dalam hewan menyusui, tikus memiliki otak yang berkembang baik sehingga dapat belajar dari hal-hal yang dialaminya. Tikus juga dapat bereaksi dan bertingkah laku seperti manusia, jika dia memakan suatu jenis makananan yang ditemukannya dan setelah itu menimbulkan sakit perut maka tikus akan jera dan tidak akan mau makan lagi.
Perkembangbiakan tikus sawah ini sangat cepat sehingga hanya dalam waktu setahun, sepasang tikus mampu berkembang biang menjadi 1270 ekor (635 pasang). Setiap ekor dapat melahirkan 2 – 18 ekor dengan rata-rata 8 ekor setiap kelahiran.
  Tikus muda mulai berkembang biak pada umur kurang dari 4 bulan dengan masa hamil 21 hari, dan 48 jam setelah melahirkan atau kurang lebih dua hari setelah lahir, tikus betina sudah mampu menerima tikus jantan untuk kawin lagi. Meskipun perkembangbiakan tikus sangat pesat, namun kenyataan di lapangan dengan berbagai kondisi alam bebas, tikus muda yang dapat bertahan hidup hingga dewasa tidak mencapai 50% dari jumlah kelahiran.

  Dalam mencari makanan, tikus aktif lebih banyak pada malam hari dan dapat berjalan sejauh 700 m dalam semalam. Tetapi bila tikus tersebut berada di sekitar tempat tinggal yang penuh makanan, mereka tidak akan meninggalkannya lebih dari 50 meter. Mereka mampu berlari cepat sehingga wajar bila kita sulit mengejarnya lagi pula sarang mereka berada jauh dibawah tanah yang sulit kita jangkau. Tikus sawah memiliki kelebihan diantaranya : mampu berenang dengan baik bahkan dapat berenang selama 72 jam, melompat keatas sejauh 90 cm, melompat sejauh 1,2 sampai 3 m, serta tidak akan mengalami cedera meskipun dijatuhkan dari ketinggian 10 meter. Kebiasaan mengerat yang dilakukan tikus ini erat kaitannya dengan pertumbuhan 2 pasang giginya. Mengapa? Karena dua pasang gigi tersebut terus tumbuh hingga mencapai 12 -15 cm per tahun. Sehingga, agar tidak bertambah panjang mereka terus mengerat apa saja yang ditemukannya, bukan hanya berupa tanaman, namun bahan lain yang dianggap bisa mengurangi/menghambat pertumbuhan giginya. diakses 05 Maret 2010

Pada pengamatan terhadap Tikus di dapat data-data yang mendukung teori-teori tentang reproduksi diantaranya adalah bagian eksternal dan internal organ reproduksi jantan dan betina, jumlah sperma, motilitas dan velositas sperma.

Bagian eksternal dan internal system reproduksi mamalia (Tikus) pada bagian eksternal terdiri dari skortum dan penis. Sedangkan bagian internal terdiri atas gonad yang menghasilkan gamet (sel-sel sperma) dan hormone, kelenjar aksesoris yang mensekresikan produk yang esensial bagi pergerakan sperma, dan sekumpulan duktus yang membawa sperma dan sekresi glandural. Sedangkan pada betina bagian ekternalnya terdiri dari Organ reproduksi klitoris dan 2 pasang labia yang mengelilingi klitoris dan vagina dan bagian internalnya ovarium , rahim, dan saluran telur, dapat dilihat pada hasil pengamatan.

Untuk morfologi sperma, sperma yang di ambil dari bagian testis. Sperma pada pengamatan dengan pembesaran mikroskop 10 x 10 tampak seperti sebuah garis-garis yang sangat halus berwarna putih seperti uban rambut dengan bagian ujung berupa bulatan. Garis-garis yang halus itu merupakan bagain badan atau ekor sperma, sedangakan bulatan pada bagian ujung merupakan kepala sperma. Dapat dillihat pada gambar di bawah ini.
MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN  
Untuk pembesaran 10 x 40 dari tempat yang sama (testis) sperma lebih terlihat jelas dibandingkan dengan pembesaran 10 x 10. Pada pembesaran 10 x 40 tampak bagian kepala spermanya panjang dan agak runcing ujungnya atau bagian akrosomnya, untuk bagian ekornya lebih terlihat besar dan berwarna ke abu-abuan. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN  
Pada hasil pengamatan yang dapat diamati hanyalah bagian kepala dan ekornya saja. Ternyata di sperma tidak hanya terdapat kepala dan ekor saja, seperti yang di tulis Campbell dan Reece Michael, 2004:160 sperma mempunyai struktur sesuai dengan fungsinya, kepala sperma yang mengandung nucleus haploid yang ditundungi oleh bagian khusus yaitu Akrosom yang mengandung enzim yang membantu sperma menembus sel telur. Dibelakang kepala sperma mengandung sejumlah besar mitokondria yang menyediakan ATP untuk pergerakan ekor.
Gambar sperma dengan bagian-bagiannya
MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN 
Sperma tidak dapat terlihat oleh mata biasa, adapun jika yang keluar dari organ reproduksi jantan berupa cairan putih itu biasanya disebut cairan semen. Semen terdiri dari bagian padat dan bagian cair. Bagian padat ialah Spermatozoa, dan bagian cair disebut plasma semen (air mani) (Wildan Yatim,1994:49).
Pada setiap tetes air mani terdapat jutan sperma yang tidak dapat terlihat oleh mata. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada penghitungan jumlah sperma Tikus terdapat 70.220.000 sperma dengan menggunakan alat Hemasitometer Invorved Neubauer. Setiap penghitungan sperma terdapat jumlah yang berbeda-beda menurut Campbell dan R. Mitchael (2004:160) tiap mililiter mengandung sekitar 50 sampai 130 juta sperma. Semen normal biasanya mengandung 20 juta sperma per mililiternya dan 8 juta diantaranya bergerak aktif. Sperma yang bergerak aktif ini sangat penting artinya, karena menunjukkan kemampuan sperma untuk bergerak dari tempat dia disemprotkan menuju tempat pembuahan (tuba fallopi, bagian dari kandungan wanita. http:// Warta%20Medika_%20Pemeriksaan%20Sperma.mht Pemeriksaan Sperma, 2008. Diakses 05 Maret 2010

Dari data yang kami peroleh ( 70.220.000 sperma) melebihi dari hasil penghitungan warta mediaka dan Campbell dan R. Michael. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena kondisi yang subur dari jenis hewan sama.
Sperma yang kami amati nampak semuanya tidak hidup (mati) dan tak bergerak pada suhu 250 C. Dari hasil pengamatan sperma Tikus di dapat jumlah 82 yang mengalami motilitas. Hal tersebut disebabkan karena sperma tidak tahan panas atau suhu yang terlalu tinggi dan lambatnya dalam hal pengamatan. Pada skortum suhu hanya 20C ( Wildan Y, 1994:60, Campbell dan R. Michael, 2004:156).

Untuk pengamatan velositas sperma pada Tikus, kami tidak mendapatkan hasil karena sperma yang kami amati tidak ada yang bergerak satupun atau biasa disebut Necrozoospermia (Widan Yatim,1994:54). Penybab banyaknya kematian sperma tersebut karena suhu luar yang terlalu tinggi dimana sperma tidak dapat mempertahankan dirinya. Suhu ruang yang cukup tinggi ditambah lagi dengan adanya banyak individu yang mendukung dalam peningkatan suhu ruangan serta lambatnya dalam memberikan perlakuan terhadap sperma tersebut.

System repproduksi selalu berhubungan dengan system-sistem lainnya didalam tubuh mahluk hidup, salah satunya dengan system eksresi. Ekresi adalah pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolism tubuh yang tidak digunakan lagi. System ekseresi ini terdiri dari ginjal, hati, paru-paru dan kulit. System eksresi ini berhubungan dengan system reproduksi dilihat dari struktur anatomi bagian dalam tubuh. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Gambar pertama menunjukan system eksresi dang ambar yang kedua menunjukan system reproduksi.

Gambar 1 Sistem Eksresi
MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN
Gambar 2 Sistem Reproduksi Jantan 
 
MAAF UNTUK GAMBAR HASIL PENGAMATAN TIDAK BISA SAYA PUBLIKASIKAN
 
Dilihat dari saluran bagian ureter dan uretranya mempunya fungsi yang sama walau tidak semua fungsinya sama. Pada system eksresi ureter berfungsi sebagai saluran yang akan mengirim hasil metabolism tubuh untuk dikeluarkan melaui saluran uretra kemudian keluar melalui lubang penis. Sedangkan pada system reproduksi uretra berfungsi sebagai saluran yang akan dilewati sperma, kemudian sperma itu akan keluar melalui lubang penis.
Untuk mngetahui sperma itu berkualitas atau (fertile atau tidaknya) maka perlu adanya analisis sperma, menurut Wildan Yatin,1994: 52 yang dianalisis dari sperma adalah :
1. Bau
2. Warna
3. Volume
4. Koagulasi
5. Likuifikasi
6. Viskositas
7. pH
8. Kecepatan
9. Kontrasepsi
10. Motilitas
11. Morfologi
12. Ketahanan

 Karena dengan parameter tersebut kita dapat mengetahui mana sperma yang berkualitas dan mana sperma yang tidak berkualitas, selain itu kita juga dapat mengetahui ada tidaknya gangguan terhadap system reproduksi.

Dilihat dari segi bau, warna dan volume sperma. Jika tidak memiliki bau atau berbau busuk menandakan adanya gangguan atau infeksi pada kelenjar prostat. Sperma tidak berwarna keputih abu-abuan menandakan adanya infeksi pada genetalia. Sedangkan volume sperma melebihi normal atau kurang dibawah normal adanya gangguan radang kelenjar (Wildan Yatin,1994: 52)

Untuk pH, kecepatan, motilitas , dan morfologi sperma mempengaruhi kesehatan kesuburan dan kesehatan tubuh. Sperma yang diatas normal atau di bawah normal (ukuran normal 7,2-7,8) menandakan adanya gangguan pada epididimis. Kecepatan sperma berpengaruh pada kemampuan fertilisasi, untuk kecepatan sperma yang normal sekitar 2,5 detik perkotak pada Hemasitometer Neubauer, jika pergerakan sperma tersebut lambat atau kurang di bawah itu menandakan tidak mampu untuk melakukan fertilisasi. Untuk morfologi sendiri sperma yang normal pada manusia berbentuk kepala oval dan bagian lainya normal, sedangkan yang abnormal memiliki struktur tubuh sperti berkepala 2/berekor 2 kepala sstu dan lain sebagai. Sperma yang abnormal didapat membuahi. Wildan Yatin,1994: 53-54.

Selain itu factor makan, lingkunan dan kebiasan sehari-hari yang buruk seperti merokok, konsumsi alcohol dan lain sebagainya dapat mempengaruhi sperma. Seperti yang ditulis dalam sebuah situs internet ada beberapa tips untuk meningkatkan kualitas sperma diantaranya adalah :

#Suhu Sejuk Dan Celana Longgar, Suhu testis harus lebih dingin dari suhu normal tubuh, hindari sauna, mandi uap atau berendam di air panas. Hindari juga menggunakan celana dalam ketat, karena suhu di sekitar testis panas
# Berhenti Merokok, Merokok menambah resiko kesuburan dan disfungsi ereksi pada pria.Jumlah sperma pria perokok lebih sedikit di banding pria tak merokok
# Makanan Sehat, Konsumsi makanan rendah lemak, berprotein tinggi, sayuran dan seluruh jenis padi-padian.Istirahat cukup dan minimalkan stres.
# Kurangi Hubungan Intim, Semakin banyak ejakulasi. semakin berkurang kepadatan air mani, sehingga berpengaruh juga pada jumlah sperma
# Hindari Alkohol dan Obat Bius, Alkohol mengurangi produksi testosteron dan mempunyai kontribusi pada disfungsi ereksi.Obat bius mengurangi kerapatan, kemampuan gerakan sperma dan menambah sperma abnormal
# Olahraga Otot dengan mengurut Zakar, Meskipun tak lansung meningkatkan produksi sperma dan air mani, olah raga otot dengan mengurut buah zakar dapat meningkatkan daya tembak lebih jauh dari sebelumnya Error! Hyperlink reference not valid. diakses 05 Maret 2010
Selain untuk mendapatkan keturunan reproduksi juga memilikki beberapa fungsi dintaranya dalam dunia perternakan misalnya dalam pemilihan bibit unggul pada hewan. Tetapi pencegah dalam reproduksi untuk tidak menhasilkan keturunan dapat terjadi jika kita menginginkannya dengan menggunakan alat kontrasepsi. Dalam pencegahan tersebut terdapat beberapa istilah diantara adalah kastrasi dan antifertilisasi. Dari sebuah situs internet menuliskan kastrasi adalah pembuangan testis atau ovarium Error! Hyperlink reference not valid. diakses 09 Maret 2010. Untuk antifertilisasi dapat menggunakan dengan beberapa cara misalnya dengan suntik KB, kastari,IUD, enggunakan kondom dan lain sebagainya.
Kita sering sekali melihat Sapi yang berbadan gemuk, berwarna putih hitam dan menghasilkan susu setiap hari, hal tersebut tidak terlepas dari peranan pada system reproduksi. Pemilihan bibit unggul dapat dilakukan dengan cara sperma beku dan inseminasi buatan. Di kutip dari sebuah situs internet Penyimpanan sperma dengan cara dibekukan ternyata tak menyebabkan kualitas sperma menurun. Terbukti, sperma si ayah tetap dapat membuahi ovum, dan bayi pun lahir sehat.Cryopreservation adalah penyimpanan sel atau jaringan melalui proses pembekuan dengan temperatur di bawah titik nol. Biasanya berkisar antara 80 - 196 derajat Celsius. Dengan kondisi seperti ini, reaksi biokimia yang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan sel, dihambat atau dihentikan Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses 09 Maret 2010. Sedangkan untuk inseminasi buatan adalah pelekatan sperma pada follivel ovarian (intrafollicullar), cervix (intracevikal), atau tuba falofian (intratuba) wanita dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami


 IX. Daftar PustakaCampbell, Reece Mitchael. 2004. Biologi, jilid 3. Erlangga. Jakarta
http://www.bahtera.org/kateglo/?mod=dictionary&action=view&phrase=kastrasi diakses 09 Maret 2010
Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses 09 Maret 2010
http://gurungblog/sistemreproduksi/htm System Reproduksi,2008. di akses 05 Maret 2010
http://Tikus%20Perilaku%20&%20Kemampuan%20Biologinya.mhtdiakses 05 Maret 2010
Error! Hyperlink reference not valid. diakses 05 Maret 2010
http:// Warta%20Medika_%20Pemeriksaan%20Sperma.mht Pemeriksaan Sperma, 2008. Diakses 05 Maret 2010
http://wikipedia.org/wiki/tikus. diakses 05 Maret 2010
Kurniati, Tuti dkk. 2009. Zoologi Vetebrata. Prodi pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Kegururan UIN Sunan Gunung Djati. Bandung
Mukayat Djarubito Boowidjoyo. 1994. Zoology dasar. Erlangga. Jakarta
Yatim, Wildan, 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito. Bandung





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar