Jumat, 08 Juli 2011

Bilangan Prima Dalam Al – quran


Oleh:
Rahayu Kardiadinata/081322115799
Bilangan Prima Dalam Al – quran
Bila kita perhatikan sederet bilangan 2,3,5,7,11,13,17,19,23,39…..dan seterusnya. Maka kita dapat melihat bahwa bilangan – bilangan tersebut merupakan bilangan yang tepat mempunyai 2 pembagi yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. Kata “tepat” mengandung makna bahwa pembagiannya hanya ada 2 dan tidak ada pembagian yang lain. Bilangan – bilangan tersebut sangat popular dalam matematika dinamakan bilangan  prima (prime numbers). Angka 1 tidak termasuk dalam bilangan prima, sehingga banyak ilmuan yang berpendapat bahwa angka 1 (Esa, Wahid, Witir) adalah representasi atau symbol ke – Esa – an Tuhan, maka berikutnya  merupakan symbol ciptaanNya, sedangkan bilangan priima adalah symbol pengaturnNya yang sangat istimewa, tertata rapi, dengan tujuan yang benar.
Selanjutnya menurut Muftie, beberapa bilangan prima banyak digunakan sebagai kode alam di sekitar kita, misalnya gejala atau fenomena alam, seperti posisi matahari, bumi, bulan berada dalam 1 garis lurus atau sejajar, akan berulang 19 tahun sekali, hal ini disebut siklus meton. Ledakan energy (bintang) matahari yang sangat luar biasa, yang disebut solar flares, terjadi 11 tahun sekali, ledakan ini memusnahkan penduduk bumi andaikan saja tidak ada sabuk van allen yang membentuk perisai elektromagnetik diluar angkasa.
Hewan sejenis kecoa, spesies cicadas hanya muncul 17 tahun sekali,  selain itu yang sangat unik jumlah pasangan kromosom manusia pun menggunakan bilangan prima yaitu 23 pasang, sangat berbeda dengan jumlah pasang kromosom bangsa kera, yang biasanya dicitrakan oleh media sebagai nenek moyang jenis manusia, misalnya sipanse, orangutan, dan gorilla mereka memiliki 24 pasang kromosom.
Al – Quran dan Kriptografi
Kriftografi (Criptology) berasal dari bahasa yunani kriptos  logos yang berarti “kata atau angka yang bersembunyi”. Jadi kriptologi adalah ilmu yang mempelajari kata atau angka yang tersembungi. Bagi orang awan, kriptografi hanya cara bagaimana untuk mengamankan kamunikasi pribadi agar tidak diketahui oleh orang yang tidak diinginkan. Selanjutnya timbul pertanyaan, apa hubungannya antara kriptografi dan Al – quran? Para ahli tasawuf meyakini adanya makna yang tersembunyi (the hidden meaning) dalam Al – quran, hal ini pun berkaitan dengan kriptografi yang mempelajari symbol, huruf, dan angka – angka tersembunyi (kriptografi).
Tanda – tanda tertentu akan ditentukan jika pembaca Al – quraan menaruh perhatian pada structural Al – quran. Jumlah surat, jumlah ayat, posisi surat, posisi ayat, dan angka – angka tertentu yang digunakan. Jadi surat, pengulangan ayat, hingga jumlah huruf dan sisipan symbol (faluasih) abjad arab tertentu dalam jumlah surat misalnya Nun, Qaf, kombinasi 4 huruf, yaitu kumpulan huruf Ha, Ya, ‘Ain, Shod yang terdapat pada surat Mariyam (Surat ke – 19)          
Dasar pertama kriptologi Al – quran adalah bilangan prima terutama dalam bilangan 19. Selanjutnya kita akan mengenal bilangan prima kembar yang selisishnya hanya 1 angka dengan angka terdekat, misalnya angka 5 dan 7, 11 dan 13, 17 dan 19, 29 dan 31, dan lainnya.
Kriptografi Shalat
Jumlah rakaan dalam tiap shalat jika disusun sejajar kesamping dimulai dari subuh sebagai berikut : 2 4 4 3 4 (subuh, duhur, ashar, magrib dan isya), deretan password 5 digit 2 4 4 3 4 memiliki kode tersembunyi, angka 19. Bilangan 2 4 4 3 4  merupakan kelipatan 19 yaitu : 2 4 4 3 4 = 19 x 1286. Kriptografi 5 digit menurut pendapat Muftie adalah tanda pengenal shalat yang mengatakan kepada system bahwa printah sholat otentik. Lalu bagaimana dengan shalat jum’at dalam kriptografi? Shalt jum’at merupakan shalat wajib bagi kaum pria muslim yang dilakukan secara berjamaah menggantikan shalt duhur, sehingga jumlah rakaat pada hari jum’at bukan 17 tetapi 15, sedangkan pada hari lainnya (sabtu sampai kamis) tetap 17. Kita akan mulai dengan hari jum’at dengan diberi tanda 1 , sabtu diberi tanda 2, minggu diberi tanda 3, senin diberi tanda 4, selasa diberi tanda 5, rabu diberi tanda 6 dan kamis diberi tanda 7.
Selanjutnya kita susun angka – angka tersebut di ikuti dengan angka jumlah rakaan pada hari itusehingga kita akan mendapatkan sederatan angka yang terdiri dari 21 digit, yaitu : 1 – 15, 2 – 17, 3 – 17, 4 – 17, 5 – 17, 6 – 17, 7 – 17. Selanjutnya bilangan – bilangan tersebut kita susun menjadi 115  2 17  317  4 17  517  617  717. Angka – angka ini merupakan kriptografi shalat selama 7 hari, termasuk shalat jum’at, karena deretan angka tersebut merupakan kelipatan angka 19, yaitu 115  2 17  317  4 17  517  617  717 = 19 x 6064 069337 764 085 143.
Sumber : Al – tadris jurnal pendidikan dan pengetahuan alam, vol. no. 1 2008: 25 - 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar