Sabtu, 30 Juli 2011

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI MEDIA BIAKAN BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 
MEDIA BIAKAN BAKTERI 
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri pada mata kuliah praktikum Mikrobiologi
 



Nama : Siti Azizah Insaniyah
NIM : 207 202 159
Kelas/ semester : C/V
Tanggal praktikum : 06 Oktober 2009
Tanggal penyerahan : 13Oktober 2009


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBILOGI
I. Nama/NIM : Siti Azizah Insaniyah/207202159
II. Kelas/Semester : C/V
III. Judul : Media biakan
IV. Tujuan : Mampu membuat media dasar untuk media biakan mikroorganisme
V. Tanggal : 06 Oktober 2009
VI. Pendahuluan
Kultur bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umunya dilakukan dengan biakan murni, biakan murni hanya mengandung satu jenis, untuk mengisolasi biakan murni, umumnya digunakan 2 prosedur yaitucawan dengan goresan dan metode agar tuang
Biakan adalah medium yang mengandung organism hidup. Medium itu mengandung zat-zat makanan untuk bakteri. Berbagai resep ramuan untuk membuat media telah dibuat untuk memungkinkan untuk tumbuhan jenis-jenis tertentu. Medium pilihan dan diferensial bermanfaat untuk memisahka berbagai jenis. http://massofa.wordpress.commikroorganisme_bakteri_&_virus. 04 Oktober 2009
Pembiakan adalah proses memperbanyak mikroorganisme melalui penyedian lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat reflika dirinya, membutuhkan adanya elemen, dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di metabolisme (Jewetc, etc. 2001), demikian pula dengan media sebagai tempat perkembangn biakan bakteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan bakteri (anonym, 2007).http://bubblehausebandryfamblogspot.com/2009/03/contoh-laporan-mikrobiologi.html. 04 Oktober 2009
Klasifikasi media berdasarkan fungsinya, yaitu (1) Enerched media, adalah sejumlah media umum yang kemudian ditambabahkan dengan darah, serum, ekstra tumbuh-tumbuhan atau kaldu yang memacu pertumbuhan pathogen. (2) Media selektif, yaitu media yang menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat memacu pertumbuhan bakteri yang diinginkan. (3) Media diferensial yaitu media yang ditambahkan zat-zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu organisme membentuk perubahan tertentu, sehingga dapat membedakan tipe organisme.(4) Media penguji, yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menguji antibiotic, asam amino, dan vitamin. (5) Media khusus yaitu media untuk menentukan type pertumbuhan mikroorganisme dan kemampuanya untuk megadakan perubahan-perubahan tertentu. (6) Media untuk bakteri anaerob yaitu beberapa bahan kimia dapat ditambahkan untuk menguji kandungan O2 dengan pengikatan kimiawi. (Anonim. 2007).http://bubblehausebandryfamblogspot.com/2009/03/contoh-laporan-mikrobiologi.html. 04 Oktober 2009
Syarat yang harus dipenuhi untuk media biakan.
a. Mengandung nurtisi yang di butuhkan oleh mikroorganisme yang berkembang
b. Memiliki kelembaban optimum bagi pertumbha mikroorganisme
c. Mengandung oksigen (kultur bakteri aerob) dan pH sesuai
d. Harus bebas dari mikroba lain dan steril
Ada tiga jenis media pengembangbiakan berdasarkan konsentrasinya antara lain:
a. Media padat, yaitu media berbentuk padat yang mengandung agar 1-1,5% misalnya nutrient agar
b. Media cair yaitu media yang berbentuk cair yang tidak mengandung agar, misalnya nutrient broth
c. Media semi padat, yaitu media yang berbentuk padat pada suhu dingin, dan berbentuk cair bila suhu panas, misalnya media SIM (media yang digunakan untuk uji produksi sulfur, indiol, motilitas.
Berdasarkan komposisinya, media dibedakan menjadi 2, yaitu media sintesis dan non-sintesis. Media sintesi adalah yang telah diketahui susunan kiminya. Media non-sintesis adalah media yang belum diketahui susunan kiminya. http://riesama.blog.friendster.com./dunia_mikrobiologi/ 04 Oktober 2009
Pembiakan atau reproduksi suatu individu bertambah banyak suatu individu tersebut. Pertumbuhan suatu individu berarti semula individu tersebut kecil, kemudian bertambah besar. Kegiatan pertama meningkatnya jumlah sedangkan kegiatan kedua menyangkut volume individu. (Prof. DR, Dwidjoseputro.1981. hal. 49)
Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan pembelahan diri atau division. Pembelahan diri dapat dibagi atas tiga fase, yaitu:
a. Fase pertama: dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus pada arah memanjang
b. Sekat tersebut di ikuti oleh suatu bidang melintang. Dinding melintang ini tidak selalu merupakan penyekat yang sempurna; ditengah-tengah sering ketinggalan suatu lubang kecil, diman kedua protoplasma kedua sel baru masih tetap berhubung-hubungan. Hubungan protoplasma disebut plasmodesmida.
c. Fase terakhir ialah terpisahnya kedua sel. (Prof. DR. Dwidjoseputro. 1981)


Beberapa medium buatan manusia apat berupa:
1. Medium yang cair
Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu yang disiapkan sebagi berikut. 1 L air murni ditambahkan 3 gram kaldu lembu dan 5 gram pepton. Medium ini kemudian di tentukan pHnya 6,8 sampai 7 jadi sedikit asam atau netral, keadaan yang demikian tersebut sesuai bagi kebangyakan bakteri
2. Meduim yang kental (padat)
Suatu penemuaan yang baik sekali ialah medium dari kaldu yang sedikit di campur dengan agar-agar. Setelah medium itu disterilkan, dan kemudian medium itu dibiarkan mendingin, maka kita memperoleh mdium yang padat. Gelatin dapat juga dipakai sebagai bahan pengental dan memang orang dulu bias mengkklaimnya-tetapi sejak lama orang lebih suka menggunakan agar-agar. (Prof. DR, Dwidjoseputro.1981.hal.32-33)
3. Medium yang diperkaya
Serum atau darah yang dicamprkan kedalam medium yang sudah disterilkan. Jika pencampuran ini dilakukan secara sterilisasi , maka serum atau darah tersebut akan mengental, akibat pemanasan. Pada medium Loeffer, serum dicampurkan kedalam dasar seringkali orang menambahkan makanan sebelum disterilisasi. Seringkali orang menambahkan susu-air tomat kepada dasar makanan untuk menumbuhkan Loctobacillus dan beberapa spesies lainnya.
4. Medium kering
Untuk menyiapkan medium kering, cukup mengambil sekian gram serbuk kering tersebut untuk dilarutkan sekian liter dan kemudian lautan tersebut disterilkan. Penentuan pH tidak lagi, karena hal itu sudah dilakukan terlebih dahulu pada pembuatan serbuk.
5. Medium sintetik
Medium sintetik berupa ramuan. Ramuan zat organic yang tertentu yang mengandung zat karbon dan nitrogen. Bakteri outotrof dapat hidup dalam medium ini. Bakteri safprofit juga dapat hidup didalam medium ini asalkan ditambahkan natriun-sitrat dan patrium. Amonicium posfat yang pertama merupakan sumber karbon, sedang yang kedua merupakan sumber nitrogen. (Prof. DR, Dwidjoseputro.1981. hal.32-33)

VII. ALAT DAN BAHAN

ALAT                                BAHAN
Tabung reaksi                     Natrium agar (NA)
Autoclave                           Aquades
Lemari Es                           Koran
Elenmeyer                          Almuniumfoil
Bunsen                               Plastic uap
Pengaduk                           Karet

VIII. CARA KERJA
1. Timbang NA, masukan 10 ml ke elenmeyer, tambahkan air, tutup
2. Panaskan dan aduk-aduk, sampai mendidih
3. Bungkus dengan Koran dan almuniunfoil
4. Masukan ke autoclave
5. Mulut tabung reaksi dipanaskan
6. Masukan larutan NA ke tabung
7. Lakukan dekat api spirtus
8. Letakan tabung tersebut dengan posisi miring, diamkan 30 menit
9. Bungkus dengan Koran ,almuniumfoil dan plastic uap
10. Masukan ke lemari es

IX. HASIL
MAAF UNTUK HASIL PRAKTIKUM BERUPA FOTO/ GAMBAR TIDAK DAPAT SAYA PUBLIKASIKAN 
Gmbr.1 : Pemasukan NA kedalam tabung reaksi harus dekat dengan api untuk jaga dari tekontaminasi oleh bakteri lain
GMBR. 2: Tabung dimiringkan untuk mendapat media yang miring , tujuannya untuk memperluas permukaan media
Gmbr. 3: setelah tabung terisi semua. diamkan selama 30 menit atau sampai mengeras/padat
Gmbr. 4: Pembungkusan yang pertama dengan Koran, tujuannya untuk meminimalisir agar media tidak terkontaminasi oleh bakteri
Gmbr 5 : Pembungkusan yang kedua dengan almuniumfoil, tujuannya untuk pencegahan air masuk dan penguapan
Gmbr 6: Pembunngkusan terakhir dengan plastic uap, tujuannya untuk mencegah air agar tidak masuk 
Gmbr 7: Setelah pembungkusan selesai dimasukan kedalam lemari es untuk penyimpanan dan menjaga media biakan agar tidak rusak 

X. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini membuat media biakan padat, dan bahanya biasanya terbuat dari agar-agar atau NA (Natrium agar). Media padat yaitu media berbentuk padat yang mengandung agar 1-1,5 %. http://riesama.blog.friendster.com/dunia_mikrobiologi 04-10-09. Setelah NA selesai dibuat, sebelum masuk ke autoclave, dibungkus dengan Koran dan almuniunfoil terlebih dahulu untuk mencegah penguapan laruan NA saat da masukan keautoclave.
Sebelum membuat media bakteri, pastikan semua peralatan sudah steril dan dikerjakan secara aseftik. Aseptik adalah dimana keadaan bebas dari jasad renik yang bersifat phatogen; keadaaan ini dicapai dengan menggunakan cara-cara tertentu; alat-alat yang disterilisasikan melalui proses pemanasan.Phatogen adalah parasit yang mampu menimbulkan penyakit pada inangnya. (Soenartono Adi somartono, dkk. 1990.hal 15). Pengsterilisasikan berfungsi untuk mencegah dan membersihkan peralatan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan atau dibiakan, sedangkan bekerja dengan aseptik bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadinya kontaminasi peralatan dan medium dari mikroorganisme yang berada di sekitar kita.
Pembuatan media padat dengan agar-agar harus benar-benar aseptik, begitu juga dengan pembuatan media-media lainnya. Karena nutrient agar atau bahan-bahan untuk pembuatan media biakan bakteri mudah sekali dibiakan oleh bakteri lain apabila terkontaminasi. karena media NA atau bahan-bahan lainnya sangat tinggi sekali kandungan nutrisinya untuk kehidupan mikroorganisme. Jika peralatan diipastikan sudah steril dan NA yang sudah selesai di panaskan atau dimasak maka NA sudah siap untuk dimasukan kedalam tabung raeksi dan ketika tabung reaksi akan di isi NA, ujung atau mulut tabung reaksi harus terlebih dahulu di panaskan di atas api spirtus untuk mencegah terkontaminasinya bakteri. Begitu pula saat memasukan larutan NA ke dalam tabung reaksi harus dekat dengan api, tujuanya untuk menjaga terkontaminasinya media oleh bakteri. Dapat dilihat pada gambar 1.

MAAF UNTUK GAMBAR TIDAK DAPAT SAYA PUBLIKASIKAN

Biasanya plat NA itu digunakan untuk membiakan bakteri yang bersifat aerob. Bakteri yang bersifat aerob adalah organisme yang membutuhkan banyak oksigen. http://fidya-gomeh.blogspot.com/2009/06/inokulasi-dan-peremajaan-biakan dalam.html?zx=4dbbd236bc164248 diakses 09-10-09. Karena plat NA jika dibuat media miring pada tabung, permukaan NA yang padat akan luas dan kandungan nutrisi seperti oksigen sangat tinggi sekali. Dan mediabiakan NA posisinya di miringkan tujuannya untuk mendapatkan permukaan yang luas untuk “ditanami” atau di tempatkan bakteri yang akan dibiakan pada media tersebut. Setelah selesai biarkan selama 30 atau tunggu sampai mejadi padat atau mengeras dan jangan sampai terlupakan tutup tabung ddengan kapas.
Setelah padat bungkus tabung dengan dengan koran, almuniumfoil dan yang terakhir bungkus dengan plastic uap. semuanya itu berfungsi untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi dengan bakteri. Seperti almuniunfoil dan plastic uap mencegah air masuk kedalam tabung reaksi tersebut, karena jika meresap atau air masuk kedalam tabung akan ada bakteri yang berkembiak didalam tabung selain bakteri yang dibiakan, dan karena itu harus benar-benar terjaga sekali kesterilannya.
Jadi media padat yang telah dibuat akan dipakai pada praktikum berikutnya yaitu penanaman bakteri. Jika pada praktikum penanaman biakan bakteri berhasil, maka praktikum pembuatan media atau pada praktikum ini berhasil. Tetapi pada praktikum pembiakan tidak berhasil, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah kurang sterilnya dalam membersihkan peralatan, saat bekerja atau membuat medium kurang aseptic misalnya karena banyak berbicara, meletakan peralatan yang sudah steril disembarang tempat sehingga bakteri atau spora menempel pada peralatan. Kurangnya waktu dalam praktikum karena seharusnya waktu praktikum itu harus lebih lama dan jam pelajaran yang lainnya sehingga dalam bekerja dilaboratorium kurang maksimal, dan kurang fokusnya dalam bekerja misalnya seperti kebanyakan berbicara dari pada focus I kerjaan masing-masing, banyak bermain-main, banyak berfoto-foto dan kurang kompaknya antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.

XI. DAFTAR PUSTAKA
 Dwidjoseputro.1981.Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
 Soenartono Adisoermarto, dkk. 1990. Kamus Biologi.penerbit Depdikbud. Jakarta
 http://riesama.blog.friendster.com/dunia_mikrobiologi 04-10-09
 http://bubblehousebandryfarm.blogspot.com/2009/03/contoh;laporan_mokroboilogi.html. 04-10-09
 http://massofa.wordprees.com/2008/02/25/mikrobiologi_bakteri_&_virus. 04/10/09
http://fidya-gomeh.blogspot.com/2009/06/inokulasi-dan-peremajaan-biakan-dalam.html?zx=4dbbd236bc164248. 09-10-09
 

CATATAN : BERSUNGGUH-SUNGGUHLAH DALAM MENGAMATI DI DALAM PRAKTIKUM DAN LAPORKAN SESUAI PENGAMATAN ANDA. 


 
 
 




 

1 komentar:

  1. wah ini praktikum yang pake agar2 kan ya sebagai media biakannya... hmmm lumayan buat mengingat kembali... thanks admin...

    BalasHapus